BALITA ANDA

selamat datang di BABY LOVERs,InfOrMAsi menarik mengenai,BuAh hAtI BunDa,, KEHAMILAN BUNDA,,dAn BerBaGaI iNforMaSi mEnaRIklAin nYa........^_^

Arsip Blog

visitor

free counters

Minggu, 17 April 2011

Bolehkah Fast Food Buat si Kecil?




Tapi, sebenarnya boleh apa tidak si kecil makan fast food? Kalau tidak boleh, apa sebab restoran fast food selalu banyak dikunjungi pelanggan? Walau kehadirannya banyak dipertentangkan, namun memang harus diakui bahwa fast food kini sudah menjadi gaya hidup di berbagai kota, baik besar maupun kecil. Eksistensinya meningkat, lebih karena berubahnya gaya hidup, terutama dengan keluarnya para ibu dari rumah untuk menambah penghasilan keluarga atau alasan lain. Karenanya, dengan segala kemudahan yang ada, industri fast food sepertinya bisa mengisi kehidupan modern di mana pasangan suami istri bekerja 8-12 jam sehari, dan hanya punya waktu yang sangat singkat di rumah. Apa yang dimaksud dengan fast food?
Pada dasarnya, fast food adalah makanan siap saji yang dikonsumsi secara instan. Biasanya, fast food memiliki ciri kandungan kalori yang tidak seimbang, bahkan sering disebut kalori kosong (tidak bergizi). Selain seratnya rendah (padahal serat sangat baik untuk pencernaan dan rasa kenyang), fast food umumnya juga tinggi kandungan lemak, garam, dan gulanya. Ketiganya sering disebut-sebut sebagai pemicu obesitas atau kegemukan, baik pada anak maupun orang dewasa. Ke dalam kelompok makanan ini termasuk yang sering kita lihat dan santap sehari-hari, seperti fried chicken, burger, atau frozen fast food seperti chicken nuggets, french fries, sosis, chicken wings, dan sebagainya.
Pengertian fast food merujuk kepada pengolahan dan penyajian yang serbacepat. Dampak dari terlalu banyak mengonsumsi fast food bagi kesehatan kita sebenarnya sudah dibuktikan banyak ahli medis. Bahkan, Morgan Spurlock dalam film dokumenter �Supersize Me� melakukan percobaan dengan mengonsumsi fast food 3 kali sehari dalam sebulan, di mana kadar kolesterol darahnya naik sampai 50 mg/dl. Sementara, total jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh sekali makan, bisa sampai 1200 kalori. Padahal, kalori sebanyak ini cukup untuk kebutuhan dalam sehari untuk wanita dewasa yang ingin langsing.
Dalam sebuah wawancara, Prof. Dr. Ali Khomsan yang merupakan ahli dan pengamat gizi menyatakan bahwa, mereka yang terlalu sering mengonsumsi fast food akan menghadapai masalah kegemukan atau obesitas. Ujung-ujungnya, obesitas dapat memicu berbagai penyakit lain, seperti diabetes dan jantung koroner, serta hipertensi.
Dari berbagai teori dan informasi ini, nyatalah bahwa fast food sebetulnya tidaklah ideal menjadi makanan sehari-hari, terutama buat si kecil yang sedang tumbuh dan berkembang. Sayangnya, padatnya jadwal kerja dan aktivitas sehari-hari, membuat orang sekarang cenderung memilih hal-hal yang serbainstan, termasuk juga makanan. Fast food yang serbacepat, menjadi alternatif nutrisi untuk anak-anak maupun keluarga.
Indonesia pun, tidak lepas dari fenomena ini. Coba hitung berapa restoran siap saji yang Anda temui dalam perjalanan dari kantor ke rumah. Umumnya, lebih dari dua, apalagi bila Anda menempuh perjalanan panjang. Dan suasananya, ramai sekali! �Apalagi sekarang pendapatan masyarakat Indonesia juga meningkat, sehingga terjadi kecenderungan peningkatan membeli makanan di restoran fast food,� kata Ali Khomsan. Namun, apakah dengan begitu makanan fast food harus dicoret sama sekali dari menu makanan si kecil? Baca artikel berikut untuk mengetahui jawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar